BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Periode pasca persalinan meliputi masa
transisi kritis bagi ibu, bayi dan keluarganya secara fisiologis, emosional dan
social. Baik di negara maju maupun negara berkembang, perhatian utama bagi ibu
dan bayi terlalu banyak tertuju pada masa kehamilan dan persalinan, sementara
keadaan yang sebenarnya justru merupakan kebalikannya, oleh karena resiko
kesakitan dan kematian ibu serta bayi lebih sering terjadi pada masa pasca persalinan.
Keadaan ini terutama disebabkan oleh
konsekuensi ekonomi, disamping ketidaktersediaan pelayanan atau rendahnya
peranan pasilitas kesehatan dalm menyediakan pelayanan kesehatan yang cukup
berkualitas. Rendahnya kualitas pelayanan kesehatan juga menyebabkan rendahnya
keberhasilan promosi kesehatan dan deteksi dini sera penatalaksanaan yang
adekuat terhadap masalah dan penyakit yang timbul pada masa pasca persalinan
(Saifuddin, 2008).
Walaupun menderita nyeri dan tidak
nyaman, kelahiran bayi biasanya merupakan peristiwa yang menyenangkan karena
dengan berakhirnya masa kehamilan yang telah lama ditunggu-tunggu dan
dimulainya suatu kehidupan baru. Namun kelahiran bayi juga merupakan suatu masa
kritis bagi kesehatan ibu. Kemungkinan timbul masalah atau penyulit.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Setelah
melalui masa kehamilan yang panjang dan persalinan yang berat, perjuangan
seorang ibu masih belum usai. Terkadang akan muncul masalah yang terkait dengan
proses persalinannya.
Oleh
karena itu, supaya dapat mengatasinya dengan tepat, setiap ibu perlu mengetahui
masalah apa saja yang biasanya muncul dan bagaimana solusinya. Berikut ini,
beberapa masalah yang biasanya muncul setelah ibu melahirkan bayinya:
2.1 Keletihan
Jarang
sekali ada ibu yang bisa terlepas dari rasa letih ini. Setelah melelui proses
persalinan yang penuh perjuangan, ibu akan mengalami keletihan yang sepertinya
tidak mereda dan biasanya merasa seperti tidak bertenaga. Hal ini tidak
mengherankan, karena setelah melahirkan, seorang ibu dituntut untuk
menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mengurus bayi yang baru saja
dilahirkannya. Tenaga ibu terkuras habis karena harus menyusui berkali-kali
dalam sehari.
Disamping
itu, seringnya terbangun ketika malam hari menyebabkan ibu tidak memiliki waktu
untuk beristirahat. Apalagi ditambah dengan berbagai pekerjaan rumah tangga
yang harus diselesaikan, dan ada pula yang masih harus mengurus anak-anaknya
yang lain. Meskipun keletihan adalah hal yang biasa terjadi, namun ibu dapat
sedikit menguranginya dengan melakukan usaha sebagai berikut:
1. Pergunakan
waktu sebaik-baiknya untuk beristirahat, yaitu ketika bayi tertidur baik pada
siang maupun malam hari.
2. Jika
memungkinkan, mintalah bantuan dari orang-orang terdekat (terutama suami) untuk
membantu meringankan pekerjaan.
3. Usahakan
untuk makan makanan yang bergizi dan dalam jumlah yang cukup. Jika perlu, minum
madu dan makan kurma, karena terbukti dapat memulihkan tenaga.
4. Minum
cukup air, karena kekurangan cairan akan membuat tubuh menjadi lemas.
2.2 Kontraksi Rahim
Kontraksi
rahim setelah melahirkan, yang dirasakan seperti kejang atau kram perut,
merupakan hal yang wajar dan tidak perlu dikhawatirkan. Kontraksi ini merupakan
usaha untuk mengerutkan pembuluh darah yang terbuka karena terpisahnya plasenta
(ari-ari) dan kembalinya rahim ke ukuran dan lokasi seperti sebelum melahirkan.
Kontraksi
ini akan makin terasa ketika ibu menyusui, karena pengisapan payudara oleh bayi
akan melepaskan hormon oksitosin, yaitu hormon yang dapat merangsang terjadinya
kontraksi.
2.3 Mengeluarkan Darah
Kebanyakan
ibu telah mengetahui bahwa dirinya akan mengeluarkan darah selama masa nifas.
Namun, beberapa ibu masih saja khawatir melihat banyaknya darah, terutama
ketika alirannya deras dan tiba-tiba pada saat bangun tidur pada hari-hari awal
setelah melahirkan. Jangan khawatir, karena itu merupakan suatu proses yang
normal terjadi.
Ibu
juga tidak perlu khawatir ketika nampaknya jumlah pengeluaran darah sudah
berkurang selama satu atau dua hari namun tiba-tiba mengalir lagi dengan deras.
Hal tersebut biasanya terjadi karena ibu kecapekan setelah melakukan aktivitas
tertentu. Oleh karena itu, ibu perlu segera beristirahat, mengingat kondisinya
yang masih lemah.
2.4 Bermasalah Saat Buang Air Kecil
Selama
24 jam setelah melahirkan, banyak ibu yang mengalami kesulitan saat buang air
kecil. Beberapa ibu sama sekali tidak merasa ingin buang air kecil, beberapa
ibu yang lain merasa ingin tapi tidak dapat melakukannya, dan ada pula yang
bisa melakukannya tapi dengan disertai rasa nyeri dan terbakar.
Kandung
kemih sangat perlu untuk dikosongkan dalam waktu 6 sampai 8 jam setelah
melahirkan, untuk menghindari terjadinya infeksi saluran kemih. Bagi ibu yang
tidak bisa buang air kecil, ada beberapa cara yang bisa dicoba, antara lain:
1. Jika
keadaan memungkinkan, segera bangun dari tempat tidur dan berjalan-berjalan.
2. Minum
air dalam jumlah yang cukup.
3. Ibu
bisa memilih untuk duduk berendam di air hangat atau dengan mendinginkan
menggunakan bungkusan es. Cara-cara tersebut dapat menimbulkan keinginan untuk buang
air kecil.
2.5 Sulit Buang Air Besar
Beberapa
faktor, baik fisik maupun psikologis (kejiwaan), dapat menunda kembalinya
fungsi normal usus setelah melahirkan. Salah satu faktor adalah otot-otot perut
yang membantu proses pembuangan telah mengalami peregangan selama kelahiran,
sehingga menjadi kurang efektif dalam melakukan tugas ini.
Selain
itu, penyebab lainnya adalah karena usus besar mungkin mengalami trauma selama
persalinan sehingga menjadi lamban dalam bekerja. Namun demikian, faktor
terbesar yang menyebabkan hambatan untuk buang air besar adalah faktor
psikologis seperti takut jahitan terbuka, malu, atau perasaan tertekan. Berikut
ini beberapa cara untuk memperlancar proses buang air besar:
1. Hendaknya
ibu menghilangkan kekhawatiran untuk buang air besar, salah satunya adalah
jangan terlalu takut jika jahitan akan terbuka.
2. Makan
makanan yang berserat (sayur dan buah) dan banyak minum air.
3. Jika
kondisi memungkinkan, segera bangun dan berjalan-jalan
4. Usahakan
untuk segera ke toilet (jangan menunda) saat merasakan dorongan untuk buang air
besar.
2.6 Wasir
Wasir
atau ambeyen disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah yang terdapat pada anus
atau dubur. Keadaan ini bisa menyebabkan nyeri, gatal, panas, dan kadang
berdarah. Wasir ada dua macam, yaitu wasir internal (berada di dalam) dan wasir
eksternal (berada di luar). Seringkali ibu hamil mengalami wasir, terutama pada
trimester (3 bulan) terakhir dari masa kehamilannya.
Pada
waktu persalinan, terjadi tekanan keluar yang kuat pada anus, dan tekanan ini
dapat memperparah wasir yang sudah ada atau membentuk wasir yang sebelumnya
belum ada. Ada beberapa usaha yang bisa dilakukan untuk mengurangi rasa tidak
enak dan mempercepat penyembuhan wasir, yaitu:
1. Pertahankan
keteraturan buang air besar supaya tidak terjadi sembelit (susah buang air
besar, biasanya karena tinja yang keras) yang akan memperparah keadaan wasir.
2. Ibu
dapat memilih untuk melakukan kompres panas atau dingin, sesuai dengan
kenyamanan masing-masing. Atau bisa juga melakukan kompres panas dan dingin
secara bergantian. Ada beberapa ibu yang lebih nyaman dengan duduk berendam di
air hangat selama 20 menit, namun ada juga yang justru lebih suka dengan
kompres dingin.
3. Tidur
atau berbaring dalam posisi miring, dan hindari posisi telentang.
4. Hindari
berdiri atau duduk terlalu lama. Gunakan bantalan yang empuk ketika duduk.
5. Jika
wasir sangat mengganggu dan tidak kunjung reda, periksakan ke dokter. Biasanya
dokter akan meresepkan obat yang dimasukkan lewat anus.
2.7 Jalani Dengan Sabar dan Ikhlas
Mengandung
dan melahirkan anak merupakan pengalaman yang menakjubkan sekaligus melelahkan
bagi seorang wanita. Hendaknya seorang ibu melakukan tugasnya dengan penuh
kesabaran dan ikhlas untuk mengharap keridhaan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Dengan begitu, tugas yang berat akan terasa lebih ringan dalam menjalaninya.
Terlebih lagi jika mengingat bahwa mengasuh dan mendidik anak bisa menjadi
ladang pahala bagi kita.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Setelah melalui masa kehamilan yang panjang dan
persalinan yang berat, perjuangan seorang ibu masih belum usai. Terkadang akan
muncul masalah yang terkait dengan proses persalinannya.
Oleh karena itu, supaya dapat mengatasinya dengan
tepat, setiap ibu perlu mengetahui masalah apa saja yang biasanya muncul dan
bagaimana solusinya. Berikut ini, beberapa masalah yang biasanya muncul setelah
ibu melahirkan bayinya:
1.
Keletihan
2.
Kontraksi Rahim
3.
Mengeluarkan Darah
4.
Bermasalah Saat Buang Air Kecil
5.
Sulit Buang Air Besar
6.
Wasir
7.
Jalani Dengan Sabar dan Ikhlas
3.2 Saran
Dari hasil kesimpulan yang telah
dikemukakan maka dapat diberikan saran-saran sebagai bahan masukan bagi pihak
yang bersangkutan dalam mengatasi masalah lazim pada ibu melahirkan.
Maka
dari itu kami sebagai penulis meminta masukan berupa saran & kritikan dari
para pembaca sekalian untuk penyempurnaan makalah ini dikemudian hari. Dan
semoga bisa bermanfaat bagi para pembaca sekalian.
Maka dari itu kami selaku penulis
mengucapkan berbagai terimakasih atas segala partisipasinya, kurang dan
lebihnya kami sebagai penulis mengucapkan mohon maaf karena kami manusia biasa
yang tak luput dari kekhilafan. Dan kami akhiri dengan Wassalam.
DAFTAR PUSTAKA
Andriyani
dr. Avie (dimuat di majalah As Sunnah edisi 12/Thn XIII/Rabi’ul Tsani
1431H/Maret 2010M)
Heidi
Murkoff, dkk. Buku ”Kehamilan, Apa yang Anda Hadapi Bulan per Bulan”. Tahun
2006. Penerbit Arcan, Jakarta.
Arlene
Eissenberg dkk. Buku ”Bayi pada Tahun Pertama, Apa yang Anda Hadapi Bulan per
Bulan”. Tahun 1997. Penerbit Arcan, Jakarta.
Kapita
Selekta Kedokteran UI Jilid 1, Media Aesculapius, Jakarta.