Selasa, 16 Juli 2013

makalah post partus

BAB I
PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang
Periode pasca persalinan meliputi masa transisi kritis bagi ibu, bayi dan keluarganya secara fisiologis, emosional dan social. Baik di negara maju maupun negara berkembang, perhatian utama bagi ibu dan bayi terlalu banyak tertuju pada masa kehamilan dan persalinan, sementara keadaan yang sebenarnya justru merupakan kebalikannya, oleh karena resiko kesakitan dan kematian ibu serta bayi lebih sering terjadi pada masa pasca persalinan.
Keadaan ini terutama disebabkan oleh konsekuensi ekonomi, disamping ketidaktersediaan pelayanan atau rendahnya peranan pasilitas kesehatan dalm menyediakan pelayanan kesehatan yang cukup berkualitas. Rendahnya kualitas pelayanan kesehatan juga menyebabkan rendahnya keberhasilan promosi kesehatan dan deteksi dini sera penatalaksanaan yang adekuat terhadap masalah dan penyakit yang timbul pada masa pasca persalinan (Saifuddin, 2008).
Walaupun menderita nyeri dan tidak nyaman, kelahiran bayi biasanya merupakan peristiwa yang menyenangkan karena dengan berakhirnya masa kehamilan yang telah lama ditunggu-tunggu dan dimulainya suatu kehidupan baru. Namun kelahiran bayi juga merupakan suatu masa kritis bagi kesehatan ibu. Kemungkinan timbul masalah atau penyulit.






BAB II
TINJAUAN TEORITIS

Setelah melalui masa kehamilan yang panjang dan persalinan yang berat, perjuangan seorang ibu masih belum usai. Terkadang akan muncul masalah yang terkait dengan proses persalinannya.
Oleh karena itu, supaya dapat mengatasinya dengan tepat, setiap ibu perlu mengetahui masalah apa saja yang biasanya muncul dan bagaimana solusinya. Berikut ini, beberapa masalah yang biasanya muncul setelah ibu melahirkan bayinya:
2.1 Keletihan
Jarang sekali ada ibu yang bisa terlepas dari rasa letih ini. Setelah melelui proses persalinan yang penuh perjuangan, ibu akan mengalami keletihan yang sepertinya tidak mereda dan biasanya merasa seperti tidak bertenaga. Hal ini tidak mengherankan, karena setelah melahirkan, seorang ibu dituntut untuk menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mengurus bayi yang baru saja dilahirkannya. Tenaga ibu terkuras habis karena harus menyusui berkali-kali dalam sehari.
Disamping itu, seringnya terbangun ketika malam hari menyebabkan ibu tidak memiliki waktu untuk beristirahat. Apalagi ditambah dengan berbagai pekerjaan rumah tangga yang harus diselesaikan, dan ada pula yang masih harus mengurus anak-anaknya yang lain. Meskipun keletihan adalah hal yang biasa terjadi, namun ibu dapat sedikit menguranginya dengan melakukan usaha sebagai berikut:
1.      Pergunakan waktu sebaik-baiknya untuk beristirahat, yaitu ketika bayi tertidur baik pada siang maupun malam hari.
2.      Jika memungkinkan, mintalah bantuan dari orang-orang terdekat (terutama suami) untuk membantu meringankan pekerjaan.
3.      Usahakan untuk makan makanan yang bergizi dan dalam jumlah yang cukup. Jika perlu, minum madu dan makan kurma, karena terbukti dapat memulihkan tenaga.
4.      Minum cukup air, karena kekurangan cairan akan membuat tubuh menjadi lemas.


2.2 Kontraksi Rahim
Kontraksi rahim setelah melahirkan, yang dirasakan seperti kejang atau kram perut, merupakan hal yang wajar dan tidak perlu dikhawatirkan. Kontraksi ini merupakan usaha untuk mengerutkan pembuluh darah yang terbuka karena terpisahnya plasenta (ari-ari) dan kembalinya rahim ke ukuran dan lokasi seperti sebelum melahirkan.
Kontraksi ini akan makin terasa ketika ibu menyusui, karena pengisapan payudara oleh bayi akan melepaskan hormon oksitosin, yaitu hormon yang dapat merangsang terjadinya kontraksi.

2.3 Mengeluarkan Darah
Kebanyakan ibu telah mengetahui bahwa dirinya akan mengeluarkan darah selama masa nifas. Namun, beberapa ibu masih saja khawatir melihat banyaknya darah, terutama ketika alirannya deras dan tiba-tiba pada saat bangun tidur pada hari-hari awal setelah melahirkan. Jangan khawatir, karena itu merupakan suatu proses yang normal terjadi.
Ibu juga tidak perlu khawatir ketika nampaknya jumlah pengeluaran darah sudah berkurang selama satu atau dua hari namun tiba-tiba mengalir lagi dengan deras. Hal tersebut biasanya terjadi karena ibu kecapekan setelah melakukan aktivitas tertentu. Oleh karena itu, ibu perlu segera beristirahat, mengingat kondisinya yang masih lemah.

2.4 Bermasalah Saat Buang Air Kecil
Selama 24 jam setelah melahirkan, banyak ibu yang mengalami kesulitan saat buang air kecil. Beberapa ibu sama sekali tidak merasa ingin buang air kecil, beberapa ibu yang lain merasa ingin tapi tidak dapat melakukannya, dan ada pula yang bisa melakukannya tapi dengan disertai rasa nyeri dan terbakar.
Kandung kemih sangat perlu untuk dikosongkan dalam waktu 6 sampai 8 jam setelah melahirkan, untuk menghindari terjadinya infeksi saluran kemih. Bagi ibu yang tidak bisa buang air kecil, ada beberapa cara yang bisa dicoba, antara lain:

1.      Jika keadaan memungkinkan, segera bangun dari tempat tidur dan berjalan-berjalan.
2.      Minum air dalam jumlah yang cukup.
3.      Ibu bisa memilih untuk duduk berendam di air hangat atau dengan mendinginkan menggunakan bungkusan es. Cara-cara tersebut dapat menimbulkan keinginan untuk buang air kecil.

2.5 Sulit Buang Air Besar
Beberapa faktor, baik fisik maupun psikologis (kejiwaan), dapat menunda kembalinya fungsi normal usus setelah melahirkan. Salah satu faktor adalah otot-otot perut yang membantu proses pembuangan telah mengalami peregangan selama kelahiran, sehingga menjadi kurang efektif dalam melakukan tugas ini.
Selain itu, penyebab lainnya adalah karena usus besar mungkin mengalami trauma selama persalinan sehingga menjadi lamban dalam bekerja. Namun demikian, faktor terbesar yang menyebabkan hambatan untuk buang air besar adalah faktor psikologis seperti takut jahitan terbuka, malu, atau perasaan tertekan. Berikut ini beberapa cara untuk memperlancar proses buang air besar:
1.      Hendaknya ibu menghilangkan kekhawatiran untuk buang air besar, salah satunya adalah jangan terlalu takut jika jahitan akan terbuka.
2.      Makan makanan yang berserat (sayur dan buah) dan banyak minum air.
3.      Jika kondisi memungkinkan, segera bangun dan berjalan-jalan
4.      Usahakan untuk segera ke toilet (jangan menunda) saat merasakan dorongan untuk buang air besar.

2.6 Wasir
Wasir atau ambeyen disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah yang terdapat pada anus atau dubur. Keadaan ini bisa menyebabkan nyeri, gatal, panas, dan kadang berdarah. Wasir ada dua macam, yaitu wasir internal (berada di dalam) dan wasir eksternal (berada di luar). Seringkali ibu hamil mengalami wasir, terutama pada trimester (3 bulan) terakhir dari masa kehamilannya.
Pada waktu persalinan, terjadi tekanan keluar yang kuat pada anus, dan tekanan ini dapat memperparah wasir yang sudah ada atau membentuk wasir yang sebelumnya belum ada. Ada beberapa usaha yang bisa dilakukan untuk mengurangi rasa tidak enak dan mempercepat penyembuhan wasir, yaitu:
1.      Pertahankan keteraturan buang air besar supaya tidak terjadi sembelit (susah buang air besar, biasanya karena tinja yang keras) yang akan memperparah keadaan wasir.
2.      Ibu dapat memilih untuk melakukan kompres panas atau dingin, sesuai dengan kenyamanan masing-masing. Atau bisa juga melakukan kompres panas dan dingin secara bergantian. Ada beberapa ibu yang lebih nyaman dengan duduk berendam di air hangat selama 20 menit, namun ada juga yang justru lebih suka dengan kompres dingin.
3.      Tidur atau berbaring dalam posisi miring, dan hindari posisi telentang.
4.      Hindari berdiri atau duduk terlalu lama. Gunakan bantalan yang empuk ketika duduk.
5.      Jika wasir sangat mengganggu dan tidak kunjung reda, periksakan ke dokter. Biasanya dokter akan meresepkan obat yang dimasukkan lewat anus.

2.7 Jalani Dengan Sabar dan Ikhlas
Mengandung dan melahirkan anak merupakan pengalaman yang menakjubkan sekaligus melelahkan bagi seorang wanita. Hendaknya seorang ibu melakukan tugasnya dengan penuh kesabaran dan ikhlas untuk mengharap keridhaan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dengan begitu, tugas yang berat akan terasa lebih ringan dalam menjalaninya. Terlebih lagi jika mengingat bahwa mengasuh dan mendidik anak bisa menjadi ladang pahala bagi kita.





BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan

Setelah melalui masa kehamilan yang panjang dan persalinan yang berat, perjuangan seorang ibu masih belum usai. Terkadang akan muncul masalah yang terkait dengan proses persalinannya.
Oleh karena itu, supaya dapat mengatasinya dengan tepat, setiap ibu perlu mengetahui masalah apa saja yang biasanya muncul dan bagaimana solusinya. Berikut ini, beberapa masalah yang biasanya muncul setelah ibu melahirkan bayinya:
1.                   Keletihan
2.                   Kontraksi Rahim
3.                   Mengeluarkan Darah
4.                   Bermasalah Saat Buang Air Kecil
5.                   Sulit Buang Air Besar
6.                   Wasir
7.                   Jalani Dengan Sabar dan Ikhlas


3.2  Saran
Dari hasil kesimpulan yang telah dikemukakan maka dapat diberikan saran-saran sebagai bahan masukan bagi pihak yang bersangkutan dalam mengatasi masalah lazim pada ibu melahirkan.
            Maka dari itu kami sebagai penulis meminta masukan berupa saran & kritikan dari para pembaca sekalian untuk penyempurnaan makalah ini dikemudian hari. Dan semoga bisa bermanfaat bagi para pembaca sekalian.
Maka dari itu kami selaku penulis mengucapkan berbagai terimakasih atas segala partisipasinya, kurang dan lebihnya kami sebagai penulis mengucapkan mohon maaf karena kami manusia biasa yang tak luput dari kekhilafan. Dan kami akhiri dengan Wassalam.
DAFTAR PUSTAKA

Andriyani dr. Avie (dimuat di majalah As Sunnah edisi 12/Thn XIII/Rabi’ul Tsani 1431H/Maret 2010M)
Heidi Murkoff, dkk. Buku ”Kehamilan, Apa yang Anda Hadapi Bulan per Bulan”. Tahun 2006. Penerbit Arcan, Jakarta.
Arlene Eissenberg dkk. Buku ”Bayi pada Tahun Pertama, Apa yang Anda Hadapi Bulan per Bulan”. Tahun 1997. Penerbit Arcan, Jakarta.

Kapita Selekta Kedokteran UI Jilid 1, Media Aesculapius, Jakarta.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang
Periode pasca persalinan meliputi masa transisi kritis bagi ibu, bayi dan keluarganya secara fisiologis, emosional dan social. Baik di negara maju maupun negara berkembang, perhatian utama bagi ibu dan bayi terlalu banyak tertuju pada masa kehamilan dan persalinan, sementara keadaan yang sebenarnya justru merupakan kebalikannya, oleh karena resiko kesakitan dan kematian ibu serta bayi lebih sering terjadi pada masa pasca persalinan.
Keadaan ini terutama disebabkan oleh konsekuensi ekonomi, disamping ketidaktersediaan pelayanan atau rendahnya peranan pasilitas kesehatan dalm menyediakan pelayanan kesehatan yang cukup berkualitas. Rendahnya kualitas pelayanan kesehatan juga menyebabkan rendahnya keberhasilan promosi kesehatan dan deteksi dini sera penatalaksanaan yang adekuat terhadap masalah dan penyakit yang timbul pada masa pasca persalinan (Saifuddin, 2008).
Walaupun menderita nyeri dan tidak nyaman, kelahiran bayi biasanya merupakan peristiwa yang menyenangkan karena dengan berakhirnya masa kehamilan yang telah lama ditunggu-tunggu dan dimulainya suatu kehidupan baru. Namun kelahiran bayi juga merupakan suatu masa kritis bagi kesehatan ibu. Kemungkinan timbul masalah atau penyulit.






BAB II
TINJAUAN TEORITIS

Setelah melalui masa kehamilan yang panjang dan persalinan yang berat, perjuangan seorang ibu masih belum usai. Terkadang akan muncul masalah yang terkait dengan proses persalinannya.
Oleh karena itu, supaya dapat mengatasinya dengan tepat, setiap ibu perlu mengetahui masalah apa saja yang biasanya muncul dan bagaimana solusinya. Berikut ini, beberapa masalah yang biasanya muncul setelah ibu melahirkan bayinya:
2.1 Keletihan
Jarang sekali ada ibu yang bisa terlepas dari rasa letih ini. Setelah melelui proses persalinan yang penuh perjuangan, ibu akan mengalami keletihan yang sepertinya tidak mereda dan biasanya merasa seperti tidak bertenaga. Hal ini tidak mengherankan, karena setelah melahirkan, seorang ibu dituntut untuk menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mengurus bayi yang baru saja dilahirkannya. Tenaga ibu terkuras habis karena harus menyusui berkali-kali dalam sehari.
Disamping itu, seringnya terbangun ketika malam hari menyebabkan ibu tidak memiliki waktu untuk beristirahat. Apalagi ditambah dengan berbagai pekerjaan rumah tangga yang harus diselesaikan, dan ada pula yang masih harus mengurus anak-anaknya yang lain. Meskipun keletihan adalah hal yang biasa terjadi, namun ibu dapat sedikit menguranginya dengan melakukan usaha sebagai berikut:
1.      Pergunakan waktu sebaik-baiknya untuk beristirahat, yaitu ketika bayi tertidur baik pada siang maupun malam hari.
2.      Jika memungkinkan, mintalah bantuan dari orang-orang terdekat (terutama suami) untuk membantu meringankan pekerjaan.
3.      Usahakan untuk makan makanan yang bergizi dan dalam jumlah yang cukup. Jika perlu, minum madu dan makan kurma, karena terbukti dapat memulihkan tenaga.
4.      Minum cukup air, karena kekurangan cairan akan membuat tubuh menjadi lemas.


2.2 Kontraksi Rahim
Kontraksi rahim setelah melahirkan, yang dirasakan seperti kejang atau kram perut, merupakan hal yang wajar dan tidak perlu dikhawatirkan. Kontraksi ini merupakan usaha untuk mengerutkan pembuluh darah yang terbuka karena terpisahnya plasenta (ari-ari) dan kembalinya rahim ke ukuran dan lokasi seperti sebelum melahirkan.
Kontraksi ini akan makin terasa ketika ibu menyusui, karena pengisapan payudara oleh bayi akan melepaskan hormon oksitosin, yaitu hormon yang dapat merangsang terjadinya kontraksi.

2.3 Mengeluarkan Darah
Kebanyakan ibu telah mengetahui bahwa dirinya akan mengeluarkan darah selama masa nifas. Namun, beberapa ibu masih saja khawatir melihat banyaknya darah, terutama ketika alirannya deras dan tiba-tiba pada saat bangun tidur pada hari-hari awal setelah melahirkan. Jangan khawatir, karena itu merupakan suatu proses yang normal terjadi.
Ibu juga tidak perlu khawatir ketika nampaknya jumlah pengeluaran darah sudah berkurang selama satu atau dua hari namun tiba-tiba mengalir lagi dengan deras. Hal tersebut biasanya terjadi karena ibu kecapekan setelah melakukan aktivitas tertentu. Oleh karena itu, ibu perlu segera beristirahat, mengingat kondisinya yang masih lemah.

2.4 Bermasalah Saat Buang Air Kecil
Selama 24 jam setelah melahirkan, banyak ibu yang mengalami kesulitan saat buang air kecil. Beberapa ibu sama sekali tidak merasa ingin buang air kecil, beberapa ibu yang lain merasa ingin tapi tidak dapat melakukannya, dan ada pula yang bisa melakukannya tapi dengan disertai rasa nyeri dan terbakar.
Kandung kemih sangat perlu untuk dikosongkan dalam waktu 6 sampai 8 jam setelah melahirkan, untuk menghindari terjadinya infeksi saluran kemih. Bagi ibu yang tidak bisa buang air kecil, ada beberapa cara yang bisa dicoba, antara lain:

1.      Jika keadaan memungkinkan, segera bangun dari tempat tidur dan berjalan-berjalan.
2.      Minum air dalam jumlah yang cukup.
3.      Ibu bisa memilih untuk duduk berendam di air hangat atau dengan mendinginkan menggunakan bungkusan es. Cara-cara tersebut dapat menimbulkan keinginan untuk buang air kecil.

2.5 Sulit Buang Air Besar
Beberapa faktor, baik fisik maupun psikologis (kejiwaan), dapat menunda kembalinya fungsi normal usus setelah melahirkan. Salah satu faktor adalah otot-otot perut yang membantu proses pembuangan telah mengalami peregangan selama kelahiran, sehingga menjadi kurang efektif dalam melakukan tugas ini.
Selain itu, penyebab lainnya adalah karena usus besar mungkin mengalami trauma selama persalinan sehingga menjadi lamban dalam bekerja. Namun demikian, faktor terbesar yang menyebabkan hambatan untuk buang air besar adalah faktor psikologis seperti takut jahitan terbuka, malu, atau perasaan tertekan. Berikut ini beberapa cara untuk memperlancar proses buang air besar:
1.      Hendaknya ibu menghilangkan kekhawatiran untuk buang air besar, salah satunya adalah jangan terlalu takut jika jahitan akan terbuka.
2.      Makan makanan yang berserat (sayur dan buah) dan banyak minum air.
3.      Jika kondisi memungkinkan, segera bangun dan berjalan-jalan
4.      Usahakan untuk segera ke toilet (jangan menunda) saat merasakan dorongan untuk buang air besar.

2.6 Wasir
Wasir atau ambeyen disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah yang terdapat pada anus atau dubur. Keadaan ini bisa menyebabkan nyeri, gatal, panas, dan kadang berdarah. Wasir ada dua macam, yaitu wasir internal (berada di dalam) dan wasir eksternal (berada di luar). Seringkali ibu hamil mengalami wasir, terutama pada trimester (3 bulan) terakhir dari masa kehamilannya.
Pada waktu persalinan, terjadi tekanan keluar yang kuat pada anus, dan tekanan ini dapat memperparah wasir yang sudah ada atau membentuk wasir yang sebelumnya belum ada. Ada beberapa usaha yang bisa dilakukan untuk mengurangi rasa tidak enak dan mempercepat penyembuhan wasir, yaitu:
1.      Pertahankan keteraturan buang air besar supaya tidak terjadi sembelit (susah buang air besar, biasanya karena tinja yang keras) yang akan memperparah keadaan wasir.
2.      Ibu dapat memilih untuk melakukan kompres panas atau dingin, sesuai dengan kenyamanan masing-masing. Atau bisa juga melakukan kompres panas dan dingin secara bergantian. Ada beberapa ibu yang lebih nyaman dengan duduk berendam di air hangat selama 20 menit, namun ada juga yang justru lebih suka dengan kompres dingin.
3.      Tidur atau berbaring dalam posisi miring, dan hindari posisi telentang.
4.      Hindari berdiri atau duduk terlalu lama. Gunakan bantalan yang empuk ketika duduk.
5.      Jika wasir sangat mengganggu dan tidak kunjung reda, periksakan ke dokter. Biasanya dokter akan meresepkan obat yang dimasukkan lewat anus.

2.7 Jalani Dengan Sabar dan Ikhlas
Mengandung dan melahirkan anak merupakan pengalaman yang menakjubkan sekaligus melelahkan bagi seorang wanita. Hendaknya seorang ibu melakukan tugasnya dengan penuh kesabaran dan ikhlas untuk mengharap keridhaan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dengan begitu, tugas yang berat akan terasa lebih ringan dalam menjalaninya. Terlebih lagi jika mengingat bahwa mengasuh dan mendidik anak bisa menjadi ladang pahala bagi kita.





BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan

Setelah melalui masa kehamilan yang panjang dan persalinan yang berat, perjuangan seorang ibu masih belum usai. Terkadang akan muncul masalah yang terkait dengan proses persalinannya.
Oleh karena itu, supaya dapat mengatasinya dengan tepat, setiap ibu perlu mengetahui masalah apa saja yang biasanya muncul dan bagaimana solusinya. Berikut ini, beberapa masalah yang biasanya muncul setelah ibu melahirkan bayinya:
1.                   Keletihan
2.                   Kontraksi Rahim
3.                   Mengeluarkan Darah
4.                   Bermasalah Saat Buang Air Kecil
5.                   Sulit Buang Air Besar
6.                   Wasir
7.                   Jalani Dengan Sabar dan Ikhlas


3.2  Saran
Dari hasil kesimpulan yang telah dikemukakan maka dapat diberikan saran-saran sebagai bahan masukan bagi pihak yang bersangkutan dalam mengatasi masalah lazim pada ibu melahirkan.
            Maka dari itu kami sebagai penulis meminta masukan berupa saran & kritikan dari para pembaca sekalian untuk penyempurnaan makalah ini dikemudian hari. Dan semoga bisa bermanfaat bagi para pembaca sekalian.
Maka dari itu kami selaku penulis mengucapkan berbagai terimakasih atas segala partisipasinya, kurang dan lebihnya kami sebagai penulis mengucapkan mohon maaf karena kami manusia biasa yang tak luput dari kekhilafan. Dan kami akhiri dengan Wassalam.
DAFTAR PUSTAKA

Andriyani dr. Avie (dimuat di majalah As Sunnah edisi 12/Thn XIII/Rabi’ul Tsani 1431H/Maret 2010M)
Heidi Murkoff, dkk. Buku ”Kehamilan, Apa yang Anda Hadapi Bulan per Bulan”. Tahun 2006. Penerbit Arcan, Jakarta.
Arlene Eissenberg dkk. Buku ”Bayi pada Tahun Pertama, Apa yang Anda Hadapi Bulan per Bulan”. Tahun 1997. Penerbit Arcan, Jakarta.

Kapita Selekta Kedokteran UI Jilid 1, Media Aesculapius, Jakarta.

Minggu, 14 Juli 2013

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG 
PENYAKIT PANU RT. 008 RW 018 KELURAHAN
SEBERANG PULAU KIJANG
KECAMATAN RETEH
TAHUN 2013


Karya Tulis Ilmiah









Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan
Program Studi D-III Keperawatan
Universitas Abdurrab
Pekanbaru


OLEH :


ISROFINGI
010305022


PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ABDURRAB
PEKANBARU

2013


PUBLIC KNOWLEDGE LEVEL ABOUT DISEASE TINEA
 IN RT 008 RW 018 ANTELOPE ISLAND VILLAGE
ACROSS SUB RETEH 20131

Isrofingi2, M. Kailani Yunus3, Ade Yelda Hastriati4


ABSTRACT

Tinea disease is an infection caused by a shallow skin fungus Malassezia furfur cause skin patches with different colors. According fosarelli, phlegm disease characterized by lesions of the superficial scaly reddish brown or hypopigmentation, usually in the neck, upper back, chest, and proximal arms. In the dark skin lesions may occur hypopigmentation. General research purposes to identify the "level of public knowledge about the disease phlegm in RT 008 RW 018 urban districts across the island deer reteh 2013" This research is descriptive method with the number of respondents in 84 villages across the island of deer, a tool which used a questionnaire with 20 questions about will be undertaken in October 2012 to April 2013. Random sampling techniques sampling, data taken primarily, where data is taken from the results of a questionnaire on urban communities across the island deer districts reteh 2013. Data processing is done by hand using univariate analysis. The results show the percentage of respondents' knowledge about the disease phlegm in the high category 4 people (4.76%), while 47 (55.95%), whereas those in the low category 33 (39.28%). Suggestions researcher to the respondent should actively seek information about the disease phlegm from printed media, electronic media, as well as from health workers.

Keywords
        : Knowledge of disease tinea versicolor
References       : 15 references (2000-2009)

1 Title Scietific Writing
2 D-III Student Abdurrab Nursing at Pekanbaru
3 Supervisor I D-III Nursing at Pekanbaru Abdurrab
4 Supervisor II D-III Nursing at Pekanbaru Abdurrab


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti mampu dan dapat menyelesaikan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Tingkat pengetahuan masyarakat tentang Penyakit panu Rt. 008 Rw. 018 Kelurahan Seberang Pulau Kijang Kecamatan Reteh Tahun 2013”.
            Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini peneliti banyak mendapat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, maka dari itu pada kesempatan ini perkenankanlah peneliti menyampaikan terima kasih kepada:
1.      Prof. Dr. H. Tabrani Rab selaku Rektor Universitas Abdurrab Pekanbaru.
2.      dr. Hj. Susiana Tabrani, M.Pd,I selaku Wakil Rektor Universitas Abdurrab Pekanbaru.
3.      M. Kailani Yunus, SE, M.Si, selaku Ketua Program Studi D-III Keperawatan Universitas Abdurrab Pekanbaru dan Pembimbing I
4.      Ade Yelda Hastriati, S.Kep, selaku pembimbing II yang telah memberikan masukan dan kritikan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
5.      Ns. Putri Wulandini, S.Kep selaku Dosen Pembimbing Mata Kuliah Riset Keperawatan.
6.      Seluruh staf dosen keperawatan yang telah banyak memberikan dorongan dan motivasi kepada peneliti, sehingga dapat menyelesaikan studi dengan baik.
7.      Dengan rasa hormat dan terima kasih yang tak terhingga kepada Ayahanda dan Ibunda yang tercinta, kakanda dan seluruh keluarga yang telah memberikan dukungan, dorongan dan motivasi baik moril dan materil, memberikan do’a restu serta selalu memberikan semangat kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan studi dengan baik. Dan tidak lupa buat seseorang yang kehadirannya sangat berarti bagi peneliti.
8.     Teman-teman seperjuangan yang juga telah banyak membantu memberikan masukan dan semangat yang sangat berharga dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Sekalipun telah mencurahkan segala kemampuan, pemikiran, tenaga, waktu dan lain-lainnya agar penulisan ini menjadi lebih baik, namun peneliti menyadari masih banyak kekurangan, kesalahan dan Karya Tulis Ilmiah ini jauh dari kesempurnaan.Oleh sebab itu dengan lapang dada peneliti menerima kritikan dan saran demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
Akhir kata peneliti mengucapkan terima kasih, dan semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat khususnya bagi diri peneliti sendiri dan umumnya bagi semua profesi keperawatan.
 Pekanbaru,  Juni  2013


Peneliti